Proses Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan untuk
memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan
penelitian. Data dikumpulkan dari sampel yang telah ditentukan
sebelumnya. Sampel tersebut terdiri atas sekumpulan unit analisis
sebagai sasaran penelitian. Proses pengumpulan data menurut Nan Lin pada umunya terdiri atas 8 tahap, yaitu sebagai berikut:
1. Tinjauan literatur dan konsultasi dengan ahli
Pengumpulan data biasanya diawali dengan
mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan masalah penelitian.
Informasi-informasi tersebut dapat diperoleh melalui peninjau literatur
yang relevan dan konsultasi dengan para ahli. Melalui usaha-usaha ini
peneliti berusaha memahami benar-benar isu penelitian, konsep, dan
variable-variabel yang dipergunakan oleh peneliti lain dalam mempelajari
hal yang serupa di masa lalu, dan hipotesis-hopotesis yang pernah
diteliti pada waktu lalu. Perlu juga dipahami ciri-ciri orang yang
menjadi responden kita dalam penelitian.
2. Mempelajari dan melakukan pendekatan terhadap kelompok masyarakat di mana data akan dikumpulkan.
Maksudnya supaya peneliti yang
bersangkutan dapat diterima di dalam kelompok masyarakat itu dan
memahami berbagai kebiasaan yang berlaku di dalamnya. Untuk itu perlu
dikaitkan pendekatan terhadap tokoh-tokoh yang bersangkutan.
3. Membina dan memanfaatkan hubungan yang baik dengan responden dan lingkungannya.
Untuk maksud tersebut peneliti perlu
mempelajari kebiasaan-kebiasaan respondennya termasuk cara mereka
berpikir, cara mereka melakukan sesuatu, bahasa yang dipergunakan, waktu
luang mereka, dan sebagainya.
4. Uji coba atau pilot study
Pengumpulan data didahului dengan uji
coba instrumen penelitian pada sekelompok masyarakat yang merupakan
bagian dari populasi yang bukan sample. Maksudnya untuk mengetahui
apakah instrument tersebut cukup handal atau tidak, komunikatif, dapat
dipahami, dan sebagainya.
5. Merumuskan dan menuyusun pertanyaan
Setelah hasil uji coba itu dipelajari,
disusunlah instrumen penelitian dalam bentuknya yang terakhir berupa
pertanyaan-pertanyaan yang relevan dengan tujuan penelitian. Pertanyaan
itu harus dirumuskan sedemikian rupa sehingga ia mengandung makna yang
signifikan dan substansif.
6. Mencatat dan memberi kode (recording and coding)
Melalui instrumen penelitian yang telah
dipersiapkan, dilakukan pencatatan terhadap data yang dibutuhkan dari
setiap responden. Informasi-informasi yang diperoleh dari pencatatan ini
diberi kode guna memudahkan proses analisis.
7. Cross checking, validitas, dan reliabilitas
Tahap ini terdiri atas cross checking terhadap data yang masih diragukan kebenarannya, serta memeriksa validitas dan reliabilitasnya.
8. Pengorganisasian dan kode ulang data yang telah terkumpul supaya dapat dianalisis.
Metode Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data dilakukan dengan
metode tertentu sesuai dengan tujuannya. Dalam metode pengumpulan data
tentu diperlukan sebuah alat atau instrumen pengumpul data. Alat
pengumpul data dapat dibedakan menjadi dua yaitu pertama alat pengumpul
data dengan menggunakan metode tes dan metode non tes.
1. Pengumpulan Data dengan Metode Tes
Tes merupakan suatu metode penelitian
psikologis untuk memperoleh informasi tentang berbagai aspek dalam
tingkah laku dan kehidupan batin seseorang, dengan menggunakan
pengukuran (measurement) yang menghasilkan suatu deskripsi kuantitatif
tentang aspek yang diteliti. Keunggulan metode ini adalah lebih akurat
karena tes berulang-ulang direvisi dan instrument penelitian yang
objektif. Sedangkan kelemahan metode ini adalah hanya mengukur satu
aspek data, memerlukan jangka waktu yang panjang karena harus dilakukan
secara berulang-ulang, dan hanya mengukur keadaan siswa pada saat tes
itu dilakukan. Adapun jenis-jenis tes, yaitu:
a. Tes Intelegensi
b Tes Bakat
c Tes Minat
d Tes Kepribadian
e Tes Perkembangan Vokasional
f Tes Hasil Belajar (Achievement Test)
2. Pengumpulan Data dengan Metode Non Tes
a. Observasi
Observasi diartikan pengamatan dan
pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek
penelitian. Observasi merupakan metode yang cukup mudah dilakukan untuk
pengumpulan data. Observasi ini lebih banyak digunakan pada statistika
survei, misalnya akan meneliti kelakuan orang-orang suku tertentu.
Observasi ke lokasi yang bersangkutan akan dapat diputuskan alat ukur
mana yang tepat untuk digunakan
Keuntungan dalam melalukan metode observasi antara lain :
a. Pada kasus dimana perolehan data
dengan metode lain kurang memuaskan dapat dipertegas dengan observasi
lapangan sehingga menjadi lebih akurat.
b. Dalam waktu yang bersamaan
peneliti dapat dengan mudah mengambil responden yang mungkin dengan
pertimbangan khusus untuk mengambil tidakan.
c. Banyak gejala atau peristiwa yang hanya dapat diselidiki dengan cara observasi.
d. Hasil yang diperoleh lebih akurat dan sulit dibantah karena sudah melalui penelitian.
e. banyak objek yang hanya bersedia
diambil datanya hanya dengan observasi, misalnya terlalu sibuk dan
kurang waktu untuk diwawancarai atau menisci kuesioner.
f. kejadian yang serempak dapat
diamati dan dan dicatat serempak pula dengan memperbanyak observer, dan
banyak kejadian yang dipandang kecil yang tidak dapat ditangkap oleh
alat pengumpul data yang lain, yang ternyata sangat menentukan hasil
penelitian.
Kelemahan dalam melakukan metode observasi antara lain:
a. Observasi tergantung pada kemampuan pengamatan dan mengingat.
b. Kelemahan-kelemahan observer dalam pencatatan.
c. Banyak kejadian dan keadaan
objek yang sulit diobservasi, terutama yang menyangkut kehidupan
peribadi yang sangat rahasia.
d. Oberservasi sering menjumpai
observer yang bertingkah laku baik dan menyenangkan karena tahu bahwa ia
sedang diobservasi.
e. Data yang diperoleh terkadang bersifat Subyektif.
f. Apabila tujuan yang diteliti ingin mengungkap kejadian masa lalu maka dengan metode observasi tidak bisa digunakan.
b. Angket atau kuesioner (questionnaire)
Angket atau kuesioner merupakan suatu
teknik pengumpulan data secara tidak langsung (peneliti tidak langsung
bertanya jawab dengan responden). Instrumen atau alat pengumpulan
datanya juga disebut angket berisi sejumlah pertnyaan-pertanyaan yang
harus dijawab atau direspon oleh responden. Responden mempunyai
kebiasaan untuk memberikan jawaban atau respon sesuai dengan
presepsinya. Kuesioner merupakan metode penelitian yang harus dijawab
responden untuk menyatakan pandangannya terhadap suatu persoalan.
Sebaiknya pertanyaan dibuat dengan bahasa sederhana yang mudah
dimengerti dan kalimat-kalimat pendek dengan maksud yang jelas.
Penggunaan kuesioner sebagai metode pengumpulan data terdapat beberapa
keuntungan, diantaranya adalah pertanyaan yang akan diajukan pada
responden dapat distandarkan, responden dapat menjawab kuesioner pada
waktu luangnya, pertanyaan yang diajukan dapat dipikirkan terlebih
dahulu sehingga jawabannya dapat dipercaya dibandingkan dengan jawaban
secara lisan, serta pertanyaan yang diajukan akan lebih tepat dan
seragam. Kuesioner dapat dibagi menjadi empat, yaitu:
1. Kuesioner tertutup
Setiap pertanyaan telah disertai sejumlah pilihan jawaban. Responden hanya memilih jawaban yang paling sesuai.
2. Kuesioner terbuka
Dimana tidak terdapat pilihan jawaban sehingga responden haru memformulasikan jawabannya sendiri.
3. Kuesioner kombinasi terbuka dan tertutup
Dimana pertanyaan tertutup kemudian disusul dengan pertanyaan terbuka.
4. Kuesioner semi terbuka
Pertanyaan yang jawabannya telah tersusun rapi, tetapi masih ada kemungkinan tambahan jawaban.
Keuntungan angket
- Lebih mudah jika responden yang akan diambil datanya jarak lokasinya cukup jauh.
- Bila responden berjumlah banyak maka pertanyaan yang telah disiapkan akan lebih efisein.
- Memberikan kemudahan bagi responden untuk menjawab pertanyaan karena dapat berdiskusi terlebih dahulu dengan responden lainnya.
- Responden dapat lebih leluasa dalam menjawab soal kapan saja maupun dimana saja.
Kelemahan angket
- Kurang fleksibel
- Terkadang jawaban yang diberikan oleh responden akan terpengaruh oleh keadaan sekitar.
- Bisa terjadi kesalah tanggapan oleh responden dalam menjawab pertanyaan.
c. Wawancara
Wawancara informasi merupakan salah satu
metode pengumpulan data untuk memperoleh data dan informasi dari
narasumber secara lisan. Proses wawancara dilakukan dengan cara tatap
muka secara langsung dengan narasumber. Dalam proses wawancara
interviewer mengajukan pertanyaan, baik dengan meminta penjelasan dan
jawaban dari pertanyaan yang diberikan dan membuat catatan mengenai
hal-hal yang diungkapkan kepadanya. Secara garis besar ada dua macam
pedoman wawancara, yaitu:
1. Pedoman wawasan tidak terstruktur,
yaitu pedoman wawancara yang hanya memuat garis besar yang akan
ditanyakan. Tentu saja kreativitas pewawancara sangat diperlukan, bahkan
hasil wawancara dengan jenis pedoman ini lebih banyak tergantung dari
pewawancara. Pewawancaralah sebagai pengemudi jawaban responden. Jenis
interviu ini cocok untuk penilaian khusus.
2. Pedoman wawancara terstruktur, yaitu
pedoman wawancara yang disusun secara terperinci sehingga menyerupai
check-list. Pewawancara tinggal membubuhkan tanda (check) pada nomor
yang sesuai.
Pedoman wawancara yang banyak digunakan
adalah bentuk “semi structured”. Dalam hal ini maka mula-mula
interviewer menanyakan beberapa pertanyaan yang sudah terstruktur,
kemudian satu per satu diperdalam dalam mengorek keterangan lebih
lanjut. Dengan demikian jawaban yang diperoleh bisa meliputi semua
variabel, dengan keterangan yang lengkap dan mendalam.
Keuntungan wawancara
- Data yang diperoleh akan cepat dan secara langsung.
- Pertanyaan dapat langsung mengenai kesasaran.
- Bersifat fleksibel.
Kelemahan wawancara
- Membutuhkan waktu lebih lama karena kesulitan bertemu dengan nara sumber.
- Memerlukan biaya yang lebih mahal.
- Memerlukan pewawancara yang lebih banyak.
d.Teknik Sampling
Sampel (contoh) merupakan sebagian
anggota populasi yang diambil dengan menggunakan teknik tertentu yang
disebut dengan teknik sampling. Teknik sampling berguna agar:
- Mereduksi anggota populasi menjadi anggotas sampel yang mewakili populasinya (representatif), sehingga kesimpulan dapat dipertanggungjawabkan.
- Lebih teliti menghitung yang sedikit daripada yang banyak
- menghemat waktu, tenaga dan biaya.
Beberapa kriteria yang perlu diperhatikan dalam mengambil sampel adalah sbb:
- Tentukan dulu daerah generalisasinya. Banyak penelitian menurun mutunya karena generalisasi kesimpulannya terlalu luas. Penyebabnya karena peneliti ingin agar hasil penelitiannya berlaku secara meluas dan menganggap sampel yang dipilihnya sudah mewakili populasinya.
- Berilah batas-batas yang tegas tentang sifat-sifat populasi. Populasi tidak harus manusia. Populasi dapat berupa benda-benda lainnya. Semua benda yang akan dijadikan populasi harus ditegaskan batas-batas karakteristiknya, sehingga dapat menghindari kekaburan dan kebingungan.
- Tentukan sumber-sumber informasi tentang populasi. Ada beberapa sumber informasi yang dapat memberi petunjuk tentang karakteristik suatu populasi. Misalnya didapat dari dokumen.
- Pilihlah teknik sampling dan hitunglah besar anggota sampel yang sesuai dengan tujuan penelitian.
Teknik pengambilan sampel dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
- Sampling random (probability sampling), yaitu pengambilan sampel secara acak (random) yang dilakukan dengan cara undian, ordinal atau tabel bilangan random atau dengan komputer.
- Sampling non random (non probability sampling), yaitu pengambilan sampel secara tidak acak
Teknik Sampling Random
Terdiri atas 4 macam:
- Teknik Sampling Sederhana (Simple random sampling)
Setiap unsur dalam seluruh populasi
mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih; dengan menggunakan undian,
ordinal atau tabel bilangan random atau dengan komputer. Anggota sampel
mudah dan cepat diperoleh, namun kadang tidak mendapatkan data populasi
yang lengkap.
- Teknik Sampling Bertingkat (Stratified Sampling)
Disebut juga teknik sampling berlapis,
berjenjang dan petala. Digunakan apabila populasinya heterogen atau
terdiri atas kelompok yang bertingkat. Dengan cara ini anggota sampel
dapat lebih representatif, namun perlu usaha mengenali karakteristiknya.
- Teknik Sampling Kluster (Cluster Sampling)
Disebut juga teknik sampling daerah, conditional sampling atau restricted sampling.
Digunakan bila populasi tersebar dalam beberapa dearah, propinsi,
kabupaten kecamatan dst. Pada setiap daerah diberi petak dan setiap
petak diberi nomor. Nomor-nomor itu ditarik secara acak untuk menjadi
sampelnya.
- Teknik Sampling Sistematis (Systematical Sampling)
Sebenarnya merupakan treknik sampling
sederhana yang dilakukan secara ordinal. Artinya, anggotas sampel
dipilih berdasarkan urutan tertentu. Misalnya setiap kelipatan 5 atau 10
dari daftar poegawai suatu kantor. Keuntungannya dapat digunakan dengan
mudah dan cepat namun kadang kurang mewakili populasi.
Teknik Sampling Nonrandom
Terdiri atas 3 macam:
- Teknik Sampling Kebetulan (Accidental Sampling)
Teknik sampling kebetulan dilakukan
apabila pemilihan anggota sampelnya dilakukan terhadap orang atau benda
yang kebetulan ada atau dijumpai. Misalnya kita ingin meneliti pendapat
masyarakat tentang kenaikan harga dan BBM, maka pertanyaan yang diajukan
kepada mereka yang kebetulan dijumpai di pasar atau di tempat-tempat
lainnya. Keuntungan menggunakan teknik ini ialah murah, cepat dan mudah. Sedangkan kelemahannya ialah kurang representatif.
- Teknik Sampling Bertujuan (Purposive Sampling)
Teknik ini digunakan apabila anggota
sampel yang dipilih khusus berdasarkan tujuan penelitiannya. Sebagai
contoh: untuk meneliti tentang peraturan lalu lintas, maka hanya mereka
yang memiliki SIM atau yang tidak memiliki SIM saja yang dijadikan
anggota sampel. Keuntungan menggunakan teknik ini ialah murah, cepat mudah dan relevan dengan tujuan penelitiannya. Sedangkan kerugiannya ialah tidak representatif untuk mengambil kesimpulan secara umum (generalisasi).
- Teknik Sampling Kuota (Quota Sampling)
Teknik ini digunakan apabila anggota
sampel pada suatu tingkat dipilih dengan jumlah tertentu (kuota) dengan
ciri-ciri tertentu. Teknik sampling kuota sering dikacaukan dengan
teknik sampling bertujuan. Keuntungan dan kelemahan menggunakan teknik
ini adalah seperti halnya teknik sampling bertujuan tadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar