- Pengertian
Menurut Taylor, (1975: 79) mendefinisikan analisis data sebagai proses yang merinci usaha secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis (ide) seperti yang disarankan dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan dan tema pada hipotesis. Jika dikaji, pada dasarnya definisi pertama lebih menitikberatkan pengorganisasian data sedangkan yang ke dua lebih menekankan maksud dan tujuan analisis data. Dengan demikian definisi tersebut dapat disintesiskan bahwa analisis data merupakan proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang didasarkan oleh data.
- Jenis-Jenis Analisis Data
Dalam rangka analisis dan interpretasi data, perlu dipahami tentang keberadaan data itu sendiri. Secara garis besar, keberadaan data dapat digolongkan ke dalam dua jenis, yaitu :
Data bermuatan kualitatif
Data bermuatan kualitatif disebut juga dengan data lunak. Data semacam ini diperoleh melalui penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif, atau penilaian kualitatif. Keberadaan data bermuatan kualitatif adalah catatan lapangan yang berupa catatan atau rekaman kata-kata, kalimat, atau paragraf yang diperoleh dari wawancara menggunakan pertanyaan terbuka, observasi partisipatoris, atau pemaknaan peneliti terhadap dokumen atau peninggalan. Untuk memperoleh arti dari data semacam ini melalui interpretasi data, digunakan teknik analisis data kualitatif, seperti yang telah diuraikan pada bab di atas.
Data bermuatan kuantitatif
Keberadaan data bermuatan kuantitatif adalah angka-angka (kuantitas), baik diperoleh dari jumlah suatu penggabungan ataupun pengukuran. Data bermuatan kuantitatif yang diperoleh dari jumlah suatu penggabungan selalu menggunakan bilangan cacah. Contoh data seperti ini adalah angka-angka hasil sensus, angka-angka hasil tabulasi terhadap jawaban terhadap angket atau wawancara terstruktur. Adapun data bermuatan kuantitatif hasil pengukuran adalah skor-skor yang diperoleh melalui pengukuran, seperti skor tes prestasi belajar, skor skala motivasi, skor timbangan, dan semacamnya.
- Teknik Analisis Data
- Teknik Analisis data kuantitatif
Dalam teknik analisis data menggunakan statistik, terdapat dua macam statistik yang digunakan yaitu statistik deskriptif dan inferensial. Statistik inferensial meliputi statistik parametris dan non parametris.
- Statistik deskriptif
Tabel distribusi frekuensi yaitu menggambarkan pengaturan data secara teratur didalam suatu tabel. Data diatur secara berurutan sesuai besar kecilnya angka atau digolongkan didalam kelas-kelas yang sesuai dengan tingkatan dan jumlah yang sesuai didalam kelas.
Contoh tabel distribusi frekuensi :
Apakah Saudara pernah belanja di Supermarket?
Jawaban |
Frekuensi |
Pernah |
110 |
Tidak Pernah |
90 |
Jumlah |
200 |
Distribusi persen Adalah pengaturan data yang dihitung dalam bentuk persen. Cara memperoleh frekuensi relatif ialah :
Frekuensi masing-masing individu x 100%
jumlah frekuensi
Umur |
Frekuensi |
Presentase |
< 25 |
121 |
37% |
26-30 |
59 |
18% |
31-40 |
83 |
25% |
>40 |
66 |
20% |
Jumlah |
329 |
100% |
- Frekuensi kumulatif
Contoh
Penghasilan perbulan |
frekuensi |
Frekuensi kumulatif |
Rp 500.000-1.000.000 |
10 |
50 |
>1.000.000-1.500.000 |
15 |
40 |
>1.500.000-2.000.000 |
20 |
25 |
>Rp 2.000.000-2.500.000 |
5 |
5 |
Jumlah |
50 |
120 |
Cara lain menggambarkan statistik deskriptif ialah dengan menggunakan tendensi sentral. Contoh bilangan tendensi sentral ialah mean (rata-rata), median dan mode. Tendensi sentral berguna untuk menggambarakan bilangan yang dapat mewakili suatu kelompok bilangan tertentu.
Mean
Dapat dicari dengan menjumlahkan semua nilai kemudian dibagi dengann banyaknya individu. Rumusnya
Dimana M = mean; X = jumlah data dan N = jumlah individu Contoh: Ada 5 orang dengan penghasilan sbb:
Individu |
Penghasilan dalam ribuan (Rp.) |
A B C D E |
100 125 140 150 175 |
N = 5 |
å X = 690 |
Mode merupakan nilai yang jumlah frekuensinya paling besar. Untuk mencari nilai mode dapat dilihat pada jumlah frekuensi yang paling besar.
Contoh :
Nilai |
Frekuensi |
60 65 66 70 72 75 80 85 |
5 6 7 15 2 6 8 10 |
merupakan nilai tengahyang membatasi setengah frekuensi bagian bawah dan setengah frekuensi bagian atas.
Nomor |
Nilai |
1 2 3 4 5 6 7 8 9 |
60 65 70 75 85 80 81 79 77 |
- Statistik inferensial
Statistik ini disebut statistik probabilitas, karena kesimpulan yang diberlakukan untuk populasi berdasarkan data sampel itu kebenarannya bersifat peluang (probability). Suatu kesimpulan dari data sampel yang akan diberlakukan untuk populasi itu mempunyai peluang kesalahan dan kebenarannya (kepercayaan) dan yang dinyatakan dalam bentuk prosentase. Bila peluang kesalahan 5% maka taraf kepercayaan 95%, bila peluang kesalahan 1%, maka taraf kepercayaan 99%. Peluang kesalahan dan kepercayaan ini disebut dengan taraf signifikansi.
- Statistik Parametris dan Nonparametris
Penggunaan statistik parametris dan nonoparametris tergantung pada asumsi dan jenis data yang akan dianalisis. Statistik parametris kebanyakan digunakan untuk menganalisis data interval dan rasio, sedangkan statistik nonparametris kebanyakan digunakan untuk menganalisis data nominal, ordinal. Dalam tabel terlihat bahwa statistik parametris digunakan untuk menganalisis data interval dan rasio, dan nonparametris digunakan untuk data nominal dan ordinal. Jadi untuk menguji hipotesis dalam penelitian kuantitatif yang menggunakan statistik, ada dua hal utama yang harus diperhatikan yaitu macam data dan bentuk hipotesis yang diajukan.
Teknik analisis statistik parametrik
Teknik analisis statis meliputi korelasi pearson (Pearson Product Moment Correlation), korelasi spearman, dan uji T.
Korelasi Pearson (Pearson Product Moment Correlation)
Kegunaan : menentukan hubungan antara dua variable yang berskala interval (skala yang menggunakan angka sebenarnya), korelasi ini termasuk kedalam uji statistik parametrik. Besarnya korelasi 0-1. korelasi dapat berupa positif yang artinya searah jika variabel besar maka variabel kedua juga besar pula. Korelasi negatif (berlawanan arahj ika variabel pertama besar maka variabel kedua kecil). Patokan hasil perhitungan korelasi sbbg :
- < 0,20 : hubungan dapat dianggap tidak ada
- < 0,20-0,40 : hubungan ada tetapi rendah
- < 0,40-0,70 : hubungan cukup
- > 0,70-0,90 : hubungan tinggi
- > 0,90-1,00 : hubungan sangat tinggi
Ÿ Uji T
Kegunaan : Uji T digunakan untuk membandingkan rata-rata dua populasi dengan data yang berskala interval.
Contoh kasus :
Peneliti ingin membandingkan dua kelompok pekerja. Kelompok A merupakan pekerja yang berpengalaman sedangkan kelompok B belum berpengalaman, jumlah masing-masing kelompok 10 orang.
Hipotesis :
Hipotesis penelitian : ada perbedaan rata-rata antara kedua kelompok pekerja.
Hipotesis operasional :
- H0 : tidak ada perdedaan rata-rata antara kedua kelompok pekerja tersebut.
- H1 : ada perbedaan rata-rata antara kedua kelopok pekerja tersebut.
- a) H0 : ¼ 1= ¼ 2
- b) H1 : ¼ 1. ¼ 2
Ÿ H0 : ¼ 1= ¼ 2
Ÿ H1 : ¼ 1. ¼ 2
Dimana :
X1= pengukuran karakteristik kelompok 1
X2= pengukuran karakteristik kelompok 2
H0 diuji dengan rumus sebagai berikut :
Dimana :
x1 dan x2= rata-rata sampel kelompok 1 dan 2
S1² dan S2²= varian rata-rata/ estimasi varian populasi S²
n1 dan n2 = ukuran sampel kelompok 1 dan 2
RUMUS untuk sampel tergantung:
- Hipotesis statistik
- H0 : p1 – p2 = 0
- H1 : p1 + p2 = 0
- Mencari t tabel
- Hitung DF = (jumlah pasangan – 1) atau 10 – 1 = 9
- Tentukan a sebesar 0.05
- t tabel: 2,262
- Hitung dengan rumus
- Korelasi Spearman (Spearman Rank Order Correlation)
Contoh :
Perusahaan iklan ingin mengetahui jenis iklan apa yang paling disukai yang ditayangkan di televisi dan radio dan apakah ada korelasi atau hubungan antara iklan di televisi dan di radio.
Rumus :
- Chi Square
Syarat untuk menggunakan chi square maka data harus berskala nominal.
Contoh kasus :
Sebuah perusahaan baju wanita ingin melakukan penelitian mengenai hubungan antara kontras suara dan keputusan membeli baju. Kita akan mencari apakah ada hubungan atau tidak antara variabel kontras warnaengan keputusan membeli baju.
- Teknik Analisis data kualitatif
- Teknik analisis sebelum di lapangan
- Teknik analisis selama di lapangan model Miles dan Huberman
Analisis data dilakukan melalui 3 tahap, yaitu :
1) Data Reduction (Reduksi Data)
Reduksi data berarti merangkum, memilih hal yang pokok, memfokuskan pada hal yang penting, dicari pola dan temanya.
Misal pada bidang pendidikan, setelah peneliti memasuki setting sekolah sebagai tempat penelitian, maka dalam meraduksi data peneliti akan memfokuskan pada murid yang memiliki kecerdasan tinggi dengan mengkatagorikan pada aspek gaya belajar, perilaku social, interalsi dengan keluarga dan lingkungan.
2) Data Display (penyajian data)
Data display berarti mendisplay data yaitu menyajikan data dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar katagori, dsb. Menyajikan data yang sering digunakan dalam penelitian kualitatif adalah bersifat naratif. Ini dimaksudkan untuk memahami apa yangterjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang dipahami.
3) Conclusion Drawing / Verification
Langkah terakhir dari model ini adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan dalam penelitian mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal namun juga tidak, karena masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan berkembang setelah peneliti ada di lapangan. Kesimpulan penelitian kualitatif merupakan temuan baru yang sebelumnya belum ada yang berupa deskripsi atau gambaran yang sebelumnya belum jelas menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal / interaktif dan hipotesis / teori.
- Teknik analisis data menurut Spradley
Tahapan penelitian ini adalah :
- Memilih situasi sosial
- Melaksanakan observasi partisipan
- Mencatat hasil observasi dan wawancara
- Melakukan onbservasi deskriptif
- Melakukan analisis domain
- Melakukan observasi terfokus
- Melaksanakan analisis taksonomi
- Melakukan observasi terseleksi
- Melakukan analisis komponensial
- Melakukan analisis tema
- Temuan budaya
- Menulis laporan penelitian kualitatif
- Langkah-Langkah Analisis Data
- Persiapan
- Mengecek nama dan kelengkapan identitas pengisi.
- Mengecek kelengkapan data, artinya memeriksa isi instrument pengumpulan data (termasuk pula kelengkapan lembarann instrument barangkali ada yang terlepas ataupun sobek)
- Mengecek macam isian data. Jika didalam instrument termuat atau beberapa item yang diisi “tidak tahu” atau isian lain bukan yang dikehendaki peneliti, padahal isian yang diharapkan tersebut merupakan variabel pokok, maka item perlu didrop.
- Tabulasi
G.E.R. Burroughas mengemukakan klasifikasi analisis data sebagai berikut :
- Tabulasi data (the tabulation of the data).
- Penyimpulan data (the summarizing of the data).
- Analisis data untuk tujuan testing hipotesis.
- Analisis data untuk tujuan data penarikan kesimpulan.
v Memberikan skor (scoring)terhadap item-item yang perlu diberi skor.
Misalnya : tes, angket bentuk pilihan ganda, rating scale, dsb.
v Memberikan kode terhadap item-item yang tidak diberi skor.
Misalnya :
- Jenis kelamin:
Ø Perempuan diberi kode 0
- Tingkat pendidikan:
Ø Sekolah Menengah Pertama diberi kode 2
Ø Sekolah Menengah Atas diberi kode 3
Ø Perguruan Tinggi diberi kode 4
v Banyaknya penataran yang pernah diikuti dikelompokkan dan diberi kode atas :
1) Mengikuti lebih dari 10 kali, diberi kode 1
2) Mengikuti antara 1 s.d. 9 kali, diberi kode 2
3) Tidak pernah mengikuti penataran diberi kode 0
Mengubah jenis data, disesuaikan atau dimodifikasikan dengan teknik analisis yang akan digunakan yaitu, Memberikan kode (coding) dalam hubungan dengan pengelolaan data jika akan menggunakan computer. Dalam hal ini pengolahan data memberikan kode pada semua variabel, kemudian mencoba menentukan tempatnya di dalam coding sheet (coding form), dalam kolom beberapa baris ke berapa. Apabila akan dilanjutkan, sampai kepada petunjuk penempatan setiap variabel pada kartu kolom (punc cord). Contoh pedoman pengkodean untuk penelitian tentang buku catatan murid adalah sebagai berikut :
X1. Kepandaian Murid
Pandai 1.= nilai rata-rata (kolom 02)
Pandai 2.= nilai bahasa Indonesia (kolom 03)
Pandai 3.= frekuensi tidak naik kelas
X2. Latar belakang orang tua
Pendidikan orng tua = pendidikan orang tua (kolom 06 + 07)
Pekerjaan orang tua = pekerjaan orang tua (kolom 07 +08)
Dukungan = pemberian buku dengan segera (kolom 09)
X3. Kepedulian guru terhadap catatan
X4. Kepedulian orang tua trhadap catatan
- Penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian.
Bagi peneliti yang menyukai statistik, bab ini menyajikan barbagai rumus yang dapat digunakan untuk mengolah data. Apabila peneliti berkeinginan untuk menggunalan jasa computer, dan tinggalmenunggu hasilnya. namun meskipun eneliti harus tetap mencermati rumus-rumus yang disajikan, sehunga apabila akan maju tidak ragu-ragu.
Analisis data penelitian deskriptif
Data kuantitatif yang dikumpulkan dalam penelitian korelasional, komparatif , atay eksperimen diolah dengan menggunakan rumus-rumus statistik yang sudah disediakan ,baik secara menual maupun menggunakan jasa computer. Apapun jenis penelitianya, riset deskriptif yang bersifat eksploratif caranya dapat sama saja karena data yang diperoleh wujudnya sama. Yang berbeda adalah cara menginterpretasikan data dan mengambil kesimpulan. Apabila datanya telah terkumpul, maka diklasifikasikan menjadi dua kelompok data, yaitu data kuantitatif (angka-angka) dan kualitatif (kata-kata atau simbol).
- Menginterpretasikan Hasil Analisis Data
Berikut ini beberapa pengertian penafsiran data, menurut Moh. Nazir (2005) :
1) Penafsiran adalah penjelasan yang terperinci tentang arti yang sebenarnya dari materi yang dipaparkan.
Data yang telah dalam bentuk tabel, misalnya, perlu diberikan penjelasan ytang terperinci dengan cara :
- untuk menegakkan keseimbangan suatu penelitian, dalam pengertian menghubungkan hasil suatu penelitan dengan penemuan penelitian lainnya.
- untuk membuat atau menghasilkan suatu konsep yang bersifat menerangkan atau menjelaskan.
2) Penafsiran dapat menghubungkan suatu penemuan studi exsploratif menjadi suatu hipotesis untuk suatu percobaan yang lebih teliti lainnya.
Misalnya, seorang peneliti sesang mempelajari sikap dari para transmigran yang berasal dari Jawa Timur, Bali terhadap penduduk setempat di Aceh, maka dari data penelitian di Aceh perlu dibuat penafsiran untuk menyajikan kesinambungan penemuan tentang pengaruh pergaulan pribadi antara anggota transmigran dari kelompok sosial yang berbeda tersebut di daerah lain, misalnya di Sulawesi dengan penemuan di Aceh.
3) Penafsiran berkehendak untuk membangun suatu konsep yang bersifat menjelaskan (exsplanatory concept)
Misalnya, dalam penelitian mengenai transmigran di Aceh seperti tersebut di atas, peneliti ingin mengadakan deduksi tentang proses dimana hubungan pribadi mempengaruhi sikap transmigran di Aceh. Data memperlihatkan bahwa para transmigran yang berintegrasi lebih erat dengan orang-orang Aceh memperlihatkan sikap yang lebih baik, atau memperlihatkan sikap yang besar. Peneliti harus membuat penafsiran dari hubungan di atas dengan mengadakan deduksi terhadap proses yang menyebabkan terjadinya hubungan pribadi telah mempengaruhi sikap transmigran. Jika analisis, misalnya memperlihatkan bahwa perbedaan sikap terhadap para tranmigran yang telah lebih dahulu mempunyai pengalaman dengan orang Aceh atau yang pernah membaca buku-buku tentang Aceh peneliti dapat menafsirkan bahwa pergaulan mengubah sikap dengan menghilangkan atau menghapuskan stereotipe.
Untuk itu, penafsiran data sangat penting kedudukannya dalam proses analisis data penelitian karena kualitas analisis dari suatu peneliti sangat tergantung dari kualitas penafsiran yang diturunkan oleh peneliti terhadap data.
Stringer (dalam Sukmadinata, 2009) mengemukakan beberapa teknik menginterpretasikan hasil analisis data kualitatif.
- Memperluas analisis dengan mengajukan pertanyaan. Hasil analisis mungkin masih miskin dengan makna, dengan pengajuan beberapa pertanyaan hasil tesebut bisa dilihat maknanya. Pertanyaan dapat berkenaan dengan hubungan atau perbedaan antara hasil analisis, penyebab, aplikasi dan implikasi dari hasil analisis.
- Hubungan temuan dengan pengalaman pribadi. Penelitian tindakan sangat erat kaitanya dengan pribadi peneliti. Temuan hasil analisis bisa dihubungkan engan pengalaman-pengalaman pribadi peneliti yang cukup kaya.
- Minat nasihat dari teman yang kritis. Bila mengalami kesulitan dalam menginterpretasikan hasil analisis, mintalah pandangan kepada teman yang seprofesi dan memiliki pandangan yang kritis.
- Hubungkan hasil-hasil analisis dengan literatur. Factor eksternal yang mempunyai kekuatan dalam memberikan interpretasi selain teman, atau kalau mungkin ahli adalah literature. Apakah makna dari temuan penelitian menurut pandangan para ahli, para peneliti dalam berbagai literature.
- Kembalikan pada teori. Cara lain utuk menginterpretasikan hasil dari analisis data adalah hubungkan atau tinjaulah dari teori yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar