1. Macam Sensus Penduduk
Menurut pelaksanaannya ada 2 macam sensus, yaitu sensus de jure dan sensus de facto.
a. Sensus de jure,
yaitu pencacahan yang hanya dikenakan kepada setiap orang, yang
benar-benar berdiam atau bertempat tinggal di daerah negara yang
bersangkutan.
b. Sensus de facto,
yaitu pencacahan yang dikenakan kepada setiap orang, yang pada waktu diadakan sensus berada di dalam negara yang bersangkutan.
Manfaat diadakannya sensus penduduk menurut Wardiyatmoko dan Bintarto sebagai berikut.
a. Mengetahui jumlah penduduk seluruhnya.
b. Mengetahui golongan penduduk menurut jenis kelamin, umur, dan banyaknya kesempatan kerja.
c. Mengetahui keadaan pertumbuhan penduduk.
d. Mengetahui susunan penduduk menurut mata pencaharian agar diketahui struktur perekonomiannya.
e. Mengetahui persebaran penduduk, daerah yang terlalu padat, dan daerah yang masih jarang penduduknya.
f. Mengetahui keadaan penduduk suatu kota dan mengetahui akibat perpindahan.
g. Merencanakan pembangunan bidang kependudukan.
Di Indonesia, sensus telah diadakan pada tahun 1930, 1961, 1971,
1980, 1990, dan 2000. Pada tahun 1940 dan 1950 karena pada waktu itu
dalam keadaan Perang Dunia II dan Perang Kemerdekaan, sensus tidak dapat
diselenggarakan. Adapun berdasarkan urutannya di dunia, jumlah penduduk
Indonesia menempati urutan keempat terbesar Tiga negara pada tabel di
atas adalah negara di Benua Asia. Indonesia berada pada posisi ketiga di
Asia jumlah penduduknya, sedangkan di Asia Tenggara, jumlah penduduk
Indonesia terbesar pertama.
2. Susunan Penduduk
Penduduk pada suatu wilayah/negara dapat digolongkan atau disusun
menurut umur jenis kelamin, mata pencaharian, pendapatan, kebangsaan,
agama, pendidikan, tempat tinggal (provinsi atau pulau), dan sebagainya.
Susunan penduduk disebut juga komposisi penduduk. Susunan penduduk
ini penting sekali diketahui karena berbagai susunan ini beserta
perubahanperubahannya dari satu tahun ke tahun, dapat ditarik kesimpulan
yang dapat menjadi dasar daripada berbagai kebijakan dan
program-program pemerintah, misalnya menyusun susunan penduduk menurut
umur dan jenis kelamin.
Menunjukkan kemungkinan pertambahan penduduk, jumlah tenaga kerja
yang tersedia, jumlah laki-laki, dan perempuan serta golongan umur yang
berbeda dapat digambarkan seperti tabel di bawah ini!
a. Piramida Penduduk/Piramida Umur
Piramida penduduk/piramida umur adalah grafik susunan penduduk menurut umur pada saat tertentu yang berbentuk pyramid
Cara menyusun piramida penduduk sebagai berikut.
1) Penduduk dibagi menurut jenis kelamin (dari hasil sensus),
golongan pria (laki-laki) ada di sebelah kiri garis umur, golongan
wanita (perempuan) ada di sebelah kanan.
2) Tiap-tiap golongan (L dan P) dibagi
menurut umur, misalnya dengan periode 5 tahunan (dalam contoh tersebut
periode 4 tahunan), diwujudkan pada garis tegak lurus.
b. Macam-macam Piramida Penduduk
1) Piramida Penduduk Muda (A)
Grafik ini menggambarkan penduduk yang tumbuh. Jadi, jumlah
pertambahannya masih terus meningkat, jumlah kelahiran lebih besar dari
jumlah kematian.
2) Piramida Penduduk Stasioner (B)
Grafik ini menunjukkan penduduk yang tidak berubah-ubahjumlah kelahiran dan kematian dalam keadaan seimbang.
3) Piramida Penduduk Tua (C)
Bentuk ini menggambarkan penurunan angka kelahiran lebih pesat
daripada angka kematian. Bila hal ini terjadi terus-menerus,akan
menyebabkan berkurangnya jumlah penduduk daerah/ negara yang
bersangkutan.
c. Piramida Penduduk dan Angka Ketergantungan
Piramida penduduk dapat kita lihat bahwa bagian bawah merupakan
kelompok umur muda. Kelompok ini merupakan kelompok yang belum ekonomis
produktif, artinya masih menjadi tanggungan kelompok umur dewasa yang
ekonomis produktif. Bagian atas dari piramida merupakan kelompok umur
tua, yang sudah tidak ekonomis produktif. Kelompok ini juga menjadi
tanggungan kelompok umur dewasa yang ekonomis produktif.
Rasio ketergantungan (depedency ratio) atau angka beban
ketergantungan adalah suatu angka yang menunjukkan besar beban
tanggungan kelompok usia produktif atas penduduk usia nonproduktif.
Untuk mengetahui berapa besar angka ketergantungan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar