- Apa yang dimaksud sampel dan metode sampling?
Sampel adalah himpunan bagian (subset)
dari suatu populasi, sedangkan sampling adalah proses seleksi dan
pengambilan sebuah sampel dari populasinya (Zainuddin, 2011).
- Berapa banyak metode sampling yang anda ketahui?
Teknik sampling dibagi menjadi dua
macam, yaitu probabilitas atau random sampling dan non-probabillitas
atau non-random sampling (Zainuddin, 2011). Teknik sampling probabilitas
terdiri atas lima macam, antara lain:
a. Simple random sampling (acak sederhana)
Sampling ini digunakan jika populasi dianggap homogen berdasarkan kriteria tertentu. Pengambilan unit sampel dari sampling frame
dapat dilakukan dengan undian maupun dengan pertolongan bilangan
random. Kelebihan teknik sampling ini adalah pelaksanaannya mudah, namun
kelemahannya yaitu letak populasi jauh dan menyebar.
b. Systematic random sampling (acak sistematis)
Pada sampling ini yang dipilih secara
acaknya hanyalah nomor sampel urutan pertama, kemudian nomer urutan
selanjutnya ditentukan secara sistematik dengan meloncat sebesar
kelipatan angka sebesar N/n.
c. Stratified random sampling (acak berlapis)
Sampling ini digunakan jika populasinya
heterogen dan setelah ditelaah lebih mendalam, ternyata terdiri atas
strata atau lapisan yang homogen. Kelebihan teknik sampling ini adalah
pelaksanaannya mudah dan adanya stratifikasi dapat meningkatkan presisi
dari sampel terhadap populasi. Namun kelemahannya yaitu letak populasi
dapat jauh.
c.1 Simple stratified random sampling
Pada sampling ini, jumlah unit populasi
dalam setiap strata sama sehingga jumlah sampel yang berasal dari setiap
strata juga sama.
c.2 Proportional stratified random sampling
Pada sampling ini, jumlah unit populasi
dalam setiap strata tidak sama sehingga jumlah sampel yang berasal dari
setiap strata juga tidak sama.
d. Cluster atau area random sampling (acak kelompok atau acak area)
Sampling ini digunakan jika populasi
heterogen, dimana ciri-ciri unit populasi tidak serbasama (tidak
homogen), dan terdiri dari kelompok-kelompok. Heterogenitas dalam
cluster atau area sama dengan heterogenitas populasinya. Pada teknik ini
akan dilakukan dua kali randomisasi. Kelebihan teknik sampling ini
adalah penyebaran unit populasi dapat dihindari. Di sisi lain, kelemahan
teknik ini adalah sulit diperoleh suatu cluster dengan heterogenitas
yang benar-benar sama.
e. Multistage atau double random sampling
(acak bertahap atau acak ganda). Sampling ini digunakan pada populasi
yang sangat kompleks terdiri atas unit populasi yang terdiri dari
beberapa strata dan berada dalam clusters atau areas yang heterogen. Hal
ini dilakukan untuk mendapatkan sampel yang semaksimal mungkin mewakili
semua ciri-ciri yang ada dalam populasinya. Kelebihan teknik sampling
ini adalah mendapatkan sampel yang maksimal dan benar-benar mewakili
dari ciri-ciri populasi.
Teknik non probabilitas terdiri atas beberapa macam sampling sebagai berikut:
a. Acceidental/Convenient sampling
Sampling secara kebetulan pada subjek yang ditemui atau mudah ditemui
b. Purposive judgment sampling
Sampling yang dipilih atau ditetapkan berdasarkan kesesuaiannya dengan tujuan penelitian.
c. Snowball sampling (mirip M-lm)
Neuman (2007) juga membagi teknik sampling menjadi dua macam, yaitu:
A. Tipe sampel non probabilitas
a. Haphazard
Mendapatkan setiap kasus dengan cara yang telah disepakati.
b. Kuota
Mendapatkan nomor yang telah ditetapkan
pada kasus dalam beberapa kategori yang telah ditentukan yang akan
mencerminkan keragaman populasi, menggunakan metode haphazard.
c. Purposive
Mendapatkan semua kasus yang mungkin sesuai dengan kriteria tertentu, dengan menggunakan berbagai macam metode.
d. Snowball
Mendapatkan kasus menggunakan rujukan dari satu atau beberapa kasus, dan kemudian rujukan dari kasus tersebut, dan seterusnya.
e. Case Deviant
Mendapatkan kasus yang secara substansial berbeda dari pola yang dominan (khusus jenis sampel purposive).
f. Sequential
Mendapatkan kasus hingga tidak ada
tambahan formasi atau karakteristik baru (sering digunakan dengan metode
pengambilan sampel lainnya).
B. Tipe sampel probabilitas.
a. Simple Random
Membuat kerangka sampling untuk semua
kasus, kemudian pilih kasus menggunakan proses sepenuhnya acak
(misalnya, acak-nomor meja atau program komputer).
b. Stratified
Membuat kerangka sampling untuk
masing-masing beberapa kategori kasus, mengambil sampel acak dari
masing-masing kategori, kemudian menggabungkan beberapa sampel.
c. Sistematis
Membuat kerangka sampling, menghitung
sampling interval 1/k, memilih tempat mulai secara acak, kemudian
mengambil setiap 1/k dari kasus.
d. Cluster
Membuat kerangka sampling untuk unit
cluster yang lebih besar, mengambil sampel acak dari unit cluster,
membuat kerangka sampling untuk kasus-kasus dalam setiap unit klaster
yang dipilih, kemudian mengambil sampel secara acak dari kasus, dan
seterusnya.
Menurut literatur lain, metode sampling dapat dikelompokkan menjadi empat yaitu probability sampling, purposive sampling, convenience sampling, dan mixed method sampling dengan penjelasan masing-masing sebagai berikut:
- Teknik probability sampling seringkali digunakan dalam penelitian kuantitatif, yaitu dengan cara memilih jumlah yang relatif besar dalam unit dari suatu populasi atau dari suatu sub-kelompok yang spesifik (strata) dari suatu populasi, secara acak dimana penggabungan dari tiap anggota populasi dapat ditentukan (Tashakkori & Teddlie, 2003 dalam Teddlie & Yu, 2007).
- Teknik purposive sampling (sampel bertujuan), biasa digunakan dalam penelitian kualitatif, yaitu ditentukan dengan cara pemilihan unit terlebih dahulu (misal individual, kelompok individu, atau institusi) didasarkan pada tujuan spesifik terkait dengan jeawaban dari pertanyaan penelitian. Purposive method sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang melibatkan pemilihan unit/permasalahan tertentu (didasarkan pada tujuan spesifik) (Teddlie & Yu, 2007).
- Convenience sampling melibatkan penggambaran sampel yang baik dan mudah diakses serta bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian, baik yang dipilih (captive) maupun relawan (volunteer).
- Mixed method sampling (metode campuran), melibatkan pemilihan satuan unit atau kasus penelitian menggunakan sampling probabilitas untuk meningkatkan validitas eksternal serta strategi purposive sampling untuk meningkatkan transferabilitas. Mixed method sampling adalah penggabungan teknik kualitatif dan kuantitatif untuk menjawab pertanyaan penelitian yang diajukan oleh desain penelitian metode campuran (Teddlie & Yu, 2007).
- Mengapa metode sampling sangat diperlukan?
Dalam suatu penelitian, metode sampling
menjadi salah satu aspek yang penting dan diperlukan, karena akan
menentukan validitas eksternal dari hasil penelitian, dalam arti
menentukan seberapa luas atau sejauhmana keberlakuan atau generalisasi
kesimpulan hasil penelitian. Dengan demikian, kualitas sampling akan
menentukan kualitas kesimpulan suatu penelitian. Oleh karena itu, setiap
kelemahan dalam metode sampling akan menyebabkan kelemahan kesimpulan,
kelemahan ramalan atau dalam tindakan yang mendasarkan pada hasil
penelitian tersebut (Zainuddin, 2011).
- Kapan metode sampling tidak diperlukan?
Pada hakekatnya sebagai seorang peneliti
kita perlu menerapkan metode sampling untuk mendapatkan sampel yang
tepat untuk mewakili populasi penelitian. Namun tidak menutup
kemungkinan bahwa kita tidak memerlukan metode sampling ketika
dihadapkan dalam kondisi sebagai berikut:
- Anggaran penelitian yang sangat besar sehingga memungkinkan untuk mengambil data dari semua populasi. Dalam hal ini menggunakan pendekatan sensus atau menggunakan seluruh anggota populasi dalam penelitian.
- Saat populasi penelitian hanya sedikit atau lingkup penelitian yang sempit sehingga memungkinkan bagi penelitian untuk mengambil data dari keseluruhan populasi.
- Seberapa banyak manfaat menggunakan metode sampling?
Keuntungan yang didapatkan dengan menggunakan metode sampling antara lain (Zainuddin, 2011):
- Dari segi biaya akan menjadi lebih murah
- Dari segi waktu akan lebih cepat, sehingga hasilnya up to date
- Dari segi tenaga akan lebih hemat
- Variabel yang diteliti dapat lebih banyak dan mendalam, sehingga kedalaman serta ketepatan informasi akan lebih baik
- Walaupun hanya menggunakan sebagian saja dari subjek atau objek penelitian, tetapi hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Menurut Hartanto (2003), manfaat menggunakan metode sampling adalah sebagai berikut:
- Dapat menghindari kerugian, jika dalam pengumpulan data objek penelitian harus “dirusak”.
- Kesimpulan umum (tentang populasi) diperoleh dengan relatif murah, cepat dan dapat dipertanggungjawabkan.
- Tingkat kesalahan pada kesimpulan umum dapat diperhitungkan, yaitu melalui penghitungan sampling error
- Validitas informasi atau validitas pengukuran dapat ditingkatkan, karena dapat dilakukan kontrol terhadap variabel-variabel tertentu, sehingga hasilnya lebih teliti.
- Mengapa pendekatan sampling lebih baik dibandingkan dengan pendekatan sensus atau seluruh populasi?
- Jika pengambilan sampel didasarkan atas dasar prinsip probabilitas, maka penggunaan data dari sampel untuk pengambilan kesimpulan tentang populasi tetap dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah
- Jika populasi homogen, maka sampel adalah identik dengan populasinya
- Jika observasi atau eksperimentasi bersifat merusak unit sampel, maka jika digunakan sensus akan sangat merugikan.
- Jika populasi jumlahnya tak terbatas, maka pendekatan sensus adalah mustahil atau tidak mungkin untuk dilakukan.
- Jika ada keterbatasan waktu, tenaga, dan biaya penelitian, maka pendekatan sampling lebih baik.
- Jika diperlukan adanya kontrol atau pengaturan terhadap variabel-variabel tertentu, maka pendekatan sampling lebih efektif.
- Jika menggunakan sampling, maka variabel penelitian dapat diperluas dan diperdalam oleh karena jumlah yang diobservasi dan diberi perlakuan lebih sedikit, dengan demikian informasi penelitian yang diperoleh akan lebih tepat dan teliti (Zainuddin, 2011).
- Bagaimana langkah-langkah dalam melakukan sampling?
Langkah-langkah atau tahapan yang perlu diperhatikan dalam melakukan sampling adalah sebagai berikut (Zainuddin, 2011):
- menetapkan populasi penelitian yang relevan dengan tujuan penelitian
- menentukan variabel-variabel yang akan diamati dan diukur
- menentukan kerangka sampel (sampling frame) yang akan digunakan
- menentukan teknik sampling yang relevan dengan tujuan penelitian
- menentukan jumlah sampel yang akan digunakan
- menyesuaikan dan mempertimbangkan biaya yang harus disediakan
- Jelaskan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keterwakilan atau representativitas suatu sampel terhadap populasinya?
Teknik sampling yang dapat menjamin keterwakilan yang lebih tinggi adalah random sampling atau probabilitas sampling.
2. Jumlah sampel yang digunakan
Untuk jumlah sampel berlaku prinsip bahwa makin banyak sampel maka makin representatif.
3. Kejelasan kriteria unit sampel yang digunakan
Kejelasan kriteria unit populasi penelitian, baik inclusion criterion maupun exclusion criterion sangat
erat hubungannya dengan variasi antarunit populasi. Makin ketat
kriteria unit ppulasi akan meningkatkan validitas internal, tetapi akan
menurunkan validitas eksternal. Sebaliknya, makin longgar kriteria unit
populasinya, akan meningkatkan validitas eksternal, tetapi akan
menurunkan validitas internal.
4. Variasi antarunit populasi penelitian
Faktor ini merupakan faktor yang sudah “given”, atau begitu adanya, sehingga tidak dapat dikendalikan (Zainuddin, 2011).
- Jelaskan perbedaan antara random sampling dan non-random sampling?
Random sampling, memiliki ciri-ciri sebagai berikut (Zainuddin, 2011):
- Tiap unit atau individu populasi mempunyai kesempatan atau probabilitas yang sama untuk menjadi sampel. jadi nilai probabilitas tiap unit populasi untuk terpilih sebagai unit sampel adalah sama, tidak = 0 dan atau tidak = 1.
- Random sampling merupakan salah satu asumsi pemakaian statistik inferensial.
- Jika menggunakan teknik random sampling dapat dilakukan generalisasi dengan tingkat validitas generalisasi sangat baik. Dengan kata lain, jika tujuan penelitian adalah untuk melakukan generalisasi, maka teknik sampling yang terbaik adalah random sampling.
Non-random sampling, memiliki ciri-ciri sebagai berikut (Zainuddin, 2011):
- Kesempatan atau probabilitas setiap unit atau individual populasi untuk menjadi sampel tidak sama. Dengan demikian, ada unit populasi yang nilai probabilitasnya untuk terpilih menjadi unit sampel adalah = 0 atau = 1.
- Jika pengambilan sampel dilakukan dengan cara nonrandom, maka penggunaan statistika inferensial parametrik dipertanyakan keabsahannya.
- Jika menggunakan teknik nonrandom sampling, dan dilakukan generalisasi terhadap populasinya, maka tingkat validitas generalisasinya kurang baik. Dengan kata lain, generalisasi hanya berlaku untuk sampel yang digunakan saja.
- Bagaimana cara menentukan jumlah sampel?
Banyaknya sampel tergantung pada
jenis analisis data yang direncanakan oleh peneliti, yaitu pada seberapa
akurat sampel harus menjadi tujuan penelitian dan karakteristik
populasi. Seperti yang kita tahu, bahwa ukuran sampel yang besar saja
tidak menjamin sampel dapat representatif. Sebuah sampel besar tanpa
random sampling akan memiliki representatif yang kurang dibandingkan
dengan yang memiliki sampel kecil dengan random sampling. Penentuan
sampel didasarkan pada dua hal yaitu pertama, dengan membuat asumsi
tentang populasi dan menggunakan persamaan statistik tentang proses
random sampling. Peneliti ini harus membuat asumsi tentang tingkat
kepercayaan (atau jumlah kesalahan) yang diterima dan tingkat variasi
dalam populasi. Metode kedua adalah yang paling sering digunakan yaitu
dengan petunjuk praktis tentang jumlah konvensional atau yang biasa
diterima. Para peneliti menggunakannya karena mereka jarang memiliki
informasi yang dibutuhkan oleh metode statistik dan karena memberikan
ukuran sampel dekat dengan orang-orang dari metode statistik.
Menurut Zainuddin (2011) Terdapat dua pendekatan yang dapat digunakan dalam penentuan jumlah sampel (n),
1. Pendekatan empiris
Pendekatan empiris atau intuisional
menggunakan analogi dengan jumlah sampel yang digunakan oleh peneliti
sebelumnya, misalnya tujuan penelitian untuk survey di bidang kesehatan
menggunakan teknik kuisioner di tingkat provinsi dengan jumlah penduduk
di atas 10 juta, maka menggunakan jumlah sampel sekitar 20.000 – 90.000
respinden.
2. Pendekatan analitis
Pendekatan ini juga dikenal sebagai
metode estimasi atau prakiraan menggunakan pendekatan perhitungan secara
statistik. Sebelum melakukan perhitungan statistik tersebut, peneliti
perlu menentukan parameter apa yang akan diteliti, berapa tingkat
kesalahan yang dinyatakan dalam bentuk harga alfa dan beta yang akan
digunakan, serta berapa besarnya batas toleransi penyimpangan terhadap
harga parameter (d) yang mempunyai arti dalam keperluan praktis atau
klinis. Ciri-ciri dari pendekatan ini antara lain: (1) jumlah sampel
hanya perkiraan/estimasi, (2) tergantung pada batas toleransi kesalahan
dan derajat kepercayaan yang digunakan, (3) dapat diperoleh dari tabel
atau dihitung dengan rumus, (4) rumus atau tabel yang dipakai ditentukan
oleh skala variabel tergantung (nominal/rasio) dan sifat populasinya
(finit/infinit), (5) melalui dialog antara peneliti dengan statistik,
serta (6) perlu memahami “bahasa” statistik tertentu.
Keputusan peneliti tentang ukuran
sampel yang baik tergantung pada tiga hal, yaitu: (1) tingkat akurasi
yang diperlukan, (2) tingkat variabilitas atau keragaman dalam populasi,
dan (3) jumlah variabel yang berbeda diteliti secara bersamaan dalam
analisis data.
- Bilamana generalisasi dikatakan valid?
Generalisasi akan dikatakan valid jika target populasi sama dengan sampled population.
Selain itu, populasi yang akan diberlakukan suatu kesimpulan merupakan
populasi dimana sampel diambil. Jika tidak demikian, maka kesimpulan
akan menjadi bias (Zainuddin, 2011).
- Bagaimana perbedaan metode sampling dalam pendekatan kuantitatif dan kualitatif?
Peneliti kualitatif dan
kuantitatif memiliki pendekatan sampling yang berbeda. Sebagian besar
metode sampling digunakan oleh peneliti yang menggunakan pendekatan
kuantitatif. Tujuan utamanya untuk mendapatkan sampel yang
representatif, atau sekumpulan kecil unit atau kasus dari kumpulan yang
jauh lebih besar atau populasi, sehingga peneliti bisa mempelajari
kelompok yang lebih kecil dan menghasilkan generalisasi akurat tentang
kelompok yang lebih besar. Peneliti tersebut cenderung menggunakan
sampling berdasarkan teori probabilitas dari matematika (disebut probability sampling).
Para peneliti menggunakan probabilitas atau random sampling, karena
menghemat waktu dan biaya. Jika dilakukan dengan benar, hasil dari
sampel dapat menghasilkan 1/1000 biaya dan waktu. Tujuan kedua probability sampling
adalah akurasi. Hasil yang dirancang dengan baik dan hati-hati
dilakukan probabilitas sampel akan menghasilkan hasil yang sama, jika
tidak lebih akurat daripada mencoba untuk menjangkau setiap orang di
seluruh populasi. Selain itu, probability sampling lebih
disukai oleh para peneliti kuantitatif karena menghasilkan sampel yang
mewakili populasi dan memungkinkan peneliti untuk menggunakan teknik
statistik yang kuat.
Peneliti kualitatif fokus pada
keterwakilan sampel atau teknik yang detail untuk menggambar sampel
probabilitas. Mereka fokus pada bagaimana sampel atau sekumpulan kecil
kasus, unit, atau kegiatan menggambarkan fitur kunci dari kehidupan
sosial. Tujuan dari pengambilan sampel adalah untuk mengumpulkan kasus,
peristiwa, atau tindakan yang memperjelas dan memperdalam pemahaman.
Perhatian peneliti kualitatif adalah untuk menemukan kasus yang akan
meningkatkan apa yang para peneliti pelajari mengenai proses kehidupan
sosial dalam konteks tertentu. Peneliti kualitatif memilih kasus secara
bertahap, dengan konten kasus spesifik yang menentukan apakah kasus
tersebut dipilih. Untuk alasan ini, peneliti kualitatif cenderung untuk
menggunakan tipe sampel non-probabilitas (Neuman, 2007).
- Mengapa sampling harus secara random?
Bidang matematika terapan atau
yang disebut teori probabilitas bergantung pada proses acak. Kata acak
dalam matematika mengacu pada proses yang menghasilkan hasil matematis
secara acak; yaitu, seleksi. Dalam proses acak yang benar, setiap elemen
memiliki probabilitas yang sama untuk terpilih. Sampel acak yang paling
mungkin untuk menghasilkan sampel yang benar-benar mewakili populasi.
Selain itu, random sampling memungkinkan peneliti menghitung hubungan
statistik antara sampel dan populasi, yaitu ukuran sampling error (Neuman, 2007).
- Apakah dalam penelitian kualitatif terdapat metode sampling?
Dalam penelitian kualitatif ada metode sampling juga. Terdapat dua metode sampling yaitu :
- CRITERION-BASED or PURPOSIVE SAMPLING: subyek penelitian dipilih berdasarkan karakteristik dan ciri yang sesuai dengan tujuan penelitian (symbolic representation).
- THEORETICAL SAMPLING: subyek penelitian dipilih sesuai berdasarkan konsep teori yang digunakan dan diasumsikan memiliki kontribusi dalam pengembangan suatu teori.
- Pada populasi yang bagaimana metode sampling dapat diterapkan?
Pada populasi yang menjadi setting dari
kasus yang hendak diteliti. Sebagai contoh; jika kita ingin meneliti
tentang sikap mahasiswa di kampus Psikologi terhadap pelayanan petugas
perpustakaan maka populasi dari penelitian tersebut adalah seluruh
mahasiswa di kampus Psikologi. Jadi, populasi yang dituju bukanlah
seluruh mahasiswa tetapi spesifik pada mahasiswa kampus Psikologi.
- Bagaimana hubungan antara question research dengan metode sampling?
Question research atau
pertanyaan penelitian menunjukkan fokus dari penelitian atau riset yang
akan dilakukan. Dari rumusan masalah tersebut dapat diketahui sasaran
populasi penelitian tersebut. Contoh rumusan masalah penelitian: Sikap
mahasiswa di kampus Psikologi terhadap pelayanan petugas perpustakaan.
Dari kalimat tersebut maka diketahui bahwa populasi penelitian adalah
mahasiswa kampus Psikologi. Rumusan masalah juga menjadi acuan metode
sampling. Jika populasi yang diharapkan adalah mahasiswa kampus
Psikologi, maka peneliti perlu menentukan metode penelitian, misalkan
metode sensus atau kah metode survey. Apabila kita memilih metode
sensus, maka metode sampling yang digunakan bisa nonprobability sampling yaitu, setiap mahasiswa memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi sample, atau juga bisa mengggunakan tipe probability sampling
dimana ada karakteristik yang diminta oleh peneliti dalam menentukan
sample. Pemilihan metode sampling bergantung kepada tujuan dari
penelitian tersebut.
- Bagaimana metode sampling digunakan pada riset yang menggunakan studi kasus?
Studi kasus merupakan penelitian yang
melakukan deskripsi dan analisis dari subjek tunggal. Pemilihan subjek
penelitian dilakukan berdasarkan pendekatan Purposive sampling ataupun Criterion based sampling.
- Kapan metode sampling diperlukan?
Metode sampling diperlukan ketika seorang
peneliti ingin mendapatkan data yang representatif. Representatif
disini dimaksudkan mampu mewakili populasi keseluruhan yang ingin
diteliti. Diharapkan dengan menggunakan sampel yang representatif,
kesimpulan penelitian yang dilakukan akan akurat ketika dilakukan
generalisasi dalam populasi penelitian (Neuman,2007).
- 19. Bagaimana langkah-langkah yang diperlukan untuk menentukan metode sampling?
- Mendefinisikan karakteristik populasi yang ingin diteliti
- Menentukan kerangka sampling (sampling frame), kumpulan (set) item atau kejadian yang mungkin diukur.
- Menentukan metode sampling untuk memilih aitem atau kejadian dari kerangka sampling.
- Menghitung ukuran sampel
- Melaksanakan sampling berdasarkan perencanaan yang dibuat
- Pengambilan sampling dan data
- Mereview proses sampling
- Mengapa metode sampling harus dapat menjamin bahwa sampel yang digunakan mewakili populasi yang ada?
Metode sampling harus dapat menjamin
bahwa sampel yang digunakan mewakili populasi yang ada, karena
diharapkan generalisasi hasil penelitian dapat valid untuk populasi yang
ada. Generalisasi akan valid (sahih, tepat) jika target populasi sama
dengan sampel populasi. Maka sampel yang digunakan haruslah mewakili
populasi yang ada.
- Apa saja konsep-konsep kunci untuk menggunakan metode sampling?
Konsep-konsep yang perlu diperhatikan dalam menggunakan metode sampling adalah :
- Kepada siapa kita akan menggeneralisasikan hasil penelitian?
- Populasi apa yang dapat kita akses?
- Bagaimana cara mengakses populasi tersebut?
- Siapa saja yang terlibat dalam penelitian ini?
- Teori populasi
- Studi populasi
- Kerangka metode sampling
- Sampel
- Apakah yang dimaksud dengan ‘sampling errors’?
Sampling errors atau
kesalahan-kesalahan metode sampling didefinisikan sebagai kesalahan yang
dihasilkan dari mengambil satu sampel saja dengan tidak memperhatikan
seluruh populasi. Sampel dianggap Undercoverage yaitu tidak mengkafer (mewakili) atau tidak terlalu memberikan respon (nonresponse) yang mewakili populasi serta adanya kecerobohan dalam pengumpulan data. Undercoverage (tidak
mewakili) adalah memilah sebuah sampel yang tidak terlalu luas.
Kesalahannya adalah informasi yang didapatkan dari sampel tersebut tidak
mewakili populasi dan tidak dapat digeneralisasikan pada populasi yang
ada. Kecilnya jumlah sampel dapat menyebabkan bias konservatif pada
aplikasi statistik yang menyebabkan H-0 tidak ditolak. Nonresponse
adalah kondisi kesalahan dikarenakan adanya salah seorang anggota
populasi yang sudah ditetapkan menjadi sampel tidak memberikan respon
jawaban yang seharusnya (lengkap) pada kuisioneratau perlakuan yang
diterapkan pada sampel. Sedangkan kesalahan non sampling
terjadi dikarenakan kurang tepatnya menentukan target dan studi populasi
serta kesalahan yang terjadi pada desain survey dan pengukurannya
- Bagaimana cara mereduksi ‘sampling errors’?
Cara untuk mereduksi kesalahan dalam sampling (sampling errors’)
adalah peneliti harus memperhatikan untuk meningkatkan jumlah sampel
dan meningkatkan homogenitas elemen-elemen yang digunakan sebagai sampel
- Apa yang dimaksud dengan hidden populasi?
Hidden populasi adalah populasi
yang berbeda dengan sampel pada populasi umum atau orang-orang yang
terlihat dan dapat diakses dengan mudah. Pengambilan sampel pada hidden
populasi (orang-orang yang terlibat dalam kegiatan tersembunyi) adalah
isu yang berulang pada penelitian perilaku yang menyimpang. Hal ini
menggambarkan penerapan yang kreatif dalam prinsip pengambilan sampel,
pencampuran gaya penelitian kualitatif dan kuantitatif, dan seringnya
menggunakan teknik non probability. Contoh hidden populasi adalah
pengguna ilegal narkoba, pelacur, homoseksual, orang dengan HIV / AIDS,
tunawisma, dan lain-lain.
- Sebutkan strategi-strategi spesifik dari teknik pengambilan sampel bertujuan!
Teddlie & Yu, (2007) menyampaikan
teknik pengambilan sampel untuk mencapai hasil yang representatif dan
bisa diperbandingkan.
- Teknik pengambilan sampel yang istimewa/dari kasus yang unik.
- Teknik pengambilan sampel yang berurutan
- Teknik pengambilan sampel yang menggunakan teknik multiple purposive.
- Sebutkan tipologi dari strategi pengambilan sampel bertujuan (Teddlie & Yu, 2007)!
- Teknik pengambilan sampel untuk mencapai hasil yang representatif dan bisa diperbandingkanà dengan kasus yang khas/khusus; dengan kasus yang menyimpang/ekstrim; memiliki intensitas; memiliki variasi yang maksimum; sampel yang homogeny; memiliki reputasi kasus.
- Teknik pengambilan sampel yang istimewa/dari kasus yang unikà kasus penyataan; kasus-kasus kritis; mengenai kasus politis penting; koleksi lengkap atau criterion sampling.
- Teknik pengambilan sampel yang berurutanà bersifat teoritis atau disebut juga pengambilan sampel berdasarkan teori; kasus yang mengkonfirmasi maupun tidak; pengambilan sampel oportunis (sampel yang bermunculan); teknik bola salju (pengambilan sampel berantai)
- Teknik pengambilan sampel yang menggunakan kombinasi dari teknik bertujuan
- Apakah yang dimaksud dengan strategi pengambilan sampel dengan metode campuran dasar?
Pengambilan sampel dengan menggunakan
metode campuran dasar disebut juga sebagai teknik pengambilan sampel
secara bertingkat dan bertujuan, dimana peneliti awalnya membagi
kelompok kedalam strata (misal, siswa diatas rata-rata, rata-rata, dan
dibawah rata-rata) dan kemudian memilih sejumlah kecil kasus untuk
mempelajari secara intensif dalam tiap strata berdasarkan teknik
pengambilan sampel bertujuan (purposive sampling techniques) atau yang disebut Patton (2002) sebagai “sampel dalam sampel” (Teddlie & Yu, 2007).
- Apa perbedaan dari teknik pengambilan sampel multilevel mixed method dengan concurrent mixed method dalam penelitian?
Teknik pengambilan sampel dengan metode campuran yang bersamaan (concurrent)
memerlukan setidaknya dua hal dan 98 jurnal penelitian metode campuran
yang berfokus pada hanya satu tingkat atau unit analisis, sedangkan
pengambilan sampel dengan metode campuran yang multilevel dapat
digunakan dalam satu studi dan membutuhkan setidaknya dua tingkat atau
unit analisis (Teddlie & Yu, 2007).
- Sebutkan tipologi dari strategi pengambilan sampel dengan metode campuran!
Strategi metode campuran dasar :
- pengambilan sampel dengan metode campuran berurutan
- pengambilan sampel dengan metode campuran secara bersamaan
- pengambilan sampel dengan metode campuran bertingkat
- pengambilan sampel dengan metode campuran berkelipatan
- Apakah yang dimaksud dengan strategi pengambilan sampel dengan metode campuran berurutan?
Teknik pengambilan sampel yang melibatkan
pemilihan unit analisis melalui penggunaan simultan dari teknik
pengambilan sampel probabilitas dan pengambilan sampel bertujuan secara
bersamaan dan dalam waktu yang sama (Teddlie & Yu, 2007).
- Jelaskan perbedaan prosedur sampling multi-tahap dan prosedur sampling satu-tahap?
Prosedur sampling multi-tahap atau clustering sampling
adalah prosedur sampling yang ideal ketika peneliti merasa tidak
mungkin mengumpilkan daftar semua elemen yang membentuk populasi
(Babbie, 2007, dalam Creswell, 2012)
Prosedur sampling satu-tahap merupakan
prosedur sampling yang di dalamnya peneliti sudah memiliki akses atas
nama-nama dalam populasi dan dapat mensampling sejumlah individu (atau
elemen-elemen) secara langsung (Creswell, 2012).
- Jelaskan perbedaan proses pemilihan individu dengan proses random sample dan systematic sample atau non probability sample?
Random sample atau sampel acak
adalah proses pemilihan individu sebagai sampel yang dilakukan secara
acak dengan syarat seriap individu dalam populasi memiliki kemungkinan
yang sama untuk dipilih.
Non probability sample adalah
proses pemilihan individu sebagai sample dengan tujuan tertentu di mana
di dalamnya para responden/individu dipilih berdasarkan kemudahan
(convenience) dan ketersediaannya (Babbie, 1990, dalam Creswell, 2012).
- Apa arti stratifikasi dalam proses pengambilan sampel?
Stratifikasi berarti
karatkteristik-karakteristik tertentu dari individu-individu yang
dipilih (seperti jenis kelamin, laki-laki dan perempuan)
direpresentasikan dalam sampel agar sampel ini nantinya dapat
merefleksikan proporsi yang tepat dalam populasi sesuai dengan
karakteristik karakteristiknya masing-masing (Fowler (2002) dalam
Creswell, 2012)
- Jelaskan bagaimana prosedur pemgambilan sample? Dan apa kelebihan dan kekurangan dari masing-masing prosedur tersebut?
Ada 5 cara pengambilan sampel yang termasuk secara random, yaitusebagai berikut:
- Sampel Random Sederhana (Simple Random Sampling).
Proses pengambilan sampel dilakukan
dengan memberi kesempatan yangsama pada setiap anggota populasi untuk
menjadi anggota sampel. Jadi disini proses memilih sejumlah sampel n
dari populasi N yang dilakukan secararandom. Ada 2 cara yang dikenal
yaitu:
- Bila jumlah populasi sedikit, bisa dilakukan dengan cara mengundi “Cointoss”.
- Tetapi bila populasinya besar, perlu digunakan label “Random Numbers” yang prosedurnya adalah sebagai berikut:
Misalnya populasi berjumlah 300 (N=300).
- tentukan nomor setiap unit populasi (dari 1 s/d 300 = 3 digit/kolom).
- tentukan besar sampel yang akan diambil. (Misalnya 75 atau 25 %)
- tentukan skema penggunaan label random numbers. (misalnya dimulai dari 3 kolom pertama dan baris pertama) dengan menggunakan tabel random numbers, tentukan unit mana yang terpilih, sebesar sampel yang dibutuhkan, yaitu dengan mengurutkan angka-angka dalam 3 kolom pertama, dari atas ke bawah, setiap nomor ≤ 300, merupakan nomor sampel yang diambil (100, 175, 243, 101), bila ada nomor ≥ 300, tidak diambil sebagai sampel (N = 300). Jika pada lembar pertama jumlah sampel belum mencukupi, lanjutkan kelembaran berikutnya, dan seterusnya. Jika ada nomor yang serupa dijumpai, di ambil hanya satu, karena setiap orang hanya mempunyai 1 nomor identifikasi.
Keuntungan : Prosedur estimasi mudah dan sederhana
Kerugian :
- Membutuhkan daftar seluruh anggota populasi.
- Sampel mungkin tersebar pada daerah yang luas, sehingga biaya transportasi besar.
2. Sampel Random Sistematik (Systematic Random Sampling).
Proses pengambilan sampel, setiap urutan ke “K” dari titik awal yangdipilih secara random, dimana:
- K= N/n
- N adalah jumlah anggota populasi
- n adalah jumlah anggota sampel
- Misalnya, setiap pasien yang ke tiga yang berobat ke suatu Rumah Sakit, diambil sebagai sampel (pasien No. 3,6,9,15) dan seterusnya.
- Cara ini dipergunakan bila ada sedikit Stratifikasi Pada populasi.
Keuntungan :
- Perencanan dan penggunaanya mudah.
- Sampel tersebar di daerah populasi.
Kerugian : Membutuhkan daftar populasi
3. Sampel Random Berstrata (Stratified Random Sampling).
Populasi dibagi strata-strata, (sub
populasi), kemudian pengambilan sampel dilakukan dalam setiap strata
baik secara simple random sampling, maupun secara systematic random
sampling. Cara ini dipakai : bila populasi dapat dibagi dalam
kelompok-kelompok dan setiap karakteristik yang dipelajari ada dalam
setiap kelompok.
Keuntungan :
- Tidak memerlukan daftar populasi.
- Biaya transportasi kurang
Kerugian : Prosudur estimasi sulit.
4. Sampel Bertingkat (Multi Stage Sampling). Proses
pengambilan sampel dilakukan bertingkat, baik bertingkat dua maupun
lebih. Misalnya: provinsi à kabupaten à Kecamatan à desa à Lingkungan à
KK. Cara ini dipergunakan bila:
- Populasinya cukup homogen
- Jumlah populasi sangat besar
- Populasi menempati daerah yang sangat luas
- Biaya penelitian kecil
Keuntungan : Biaya transportasi kurang
Kerugian :
- Prosedur estimasi sulit
- Prosedur pengambilan sampel memerlukan perencanaan yang lebih cermat
- Jelaskan perbedaan jenis sample non-probability? Dan sebutkan pengertian dari masing-masing jenis tersebut!
Non probability sample merupakan proses
pemilihan sample yang tidak menghiraukan prinsip-prinsip probability.
Pemilihan sampel tidak secara random. Hasil yang diharapkan hanya
merupakan gambaran kasar tentang suatu keadaan. Cara ini dipergunakan :
- Bila biaya sangat sedikit
- Hasilnya diminta segera,
- Tidak memerlukan ketepatan yang tinggi, karena hanya sekedar gambaran umum saja.
Cara-cara yang dikenal adalah sebagai berikut :
- Sampel Dengan Maksud (Purposive Samping). Pengambilan sampel dilakukan hanya atas dasar pertimbangan penelitinya saja yang menganggap unsur-unsur yang dikehendaki telah ada dalam anggota sampel yang diambil.
- Sampel Tanpa Sengaja (Accidental Sampling). Sampel diambil atas dasar seandainya saja, tanpa direncanakan lebih dahulu. Juga jumlah sampel yang dikehenadaki tidak berdasrkan pertimbangan yang dapat dipertanggung jawabkan, asal memenuhi keperluan saja. Kesimpulan yang diperoleh bersifat kasar dan sementara saja.
- Sampel Berjatah (Quota Sampling). Pengambilan sampel hanya berdasarkan pertimbangan peneliti saja, hanya disini besar dan kriteria sampel telah ditentukan lebih dahulu. Misalnya Sampel yang akan di ambil berjumlah 100 orang dengan perincian 50 laki dan 50 perempuan yang berumur 15-40 tahun. Cara ini dipergunakan kalau peneliti mengenal betul daerah dan situasi daerah dimana penelitian akan dilakukan.
- Siapa yang mempelajari tentang sampling?
Peneliti, mahasiswa statistik dan kuantitatif.
Tokoh yang memperkenalkan :
- Roscoe (1975)
- Slovin
- Jacob Cohen
- Isaac dan Michae
- Kemana arah metode sampling?
Tujuan sampling adalah menggunakan sebagian obyek penelitian yang diselidiki tersebut untuk memperoleh informasi tentang populasi.Yang dimaksud populasi adalah
kelompok dimana seseorang peneliti akan memperoleh hasil penelitian
yang dapat disamaratakan (digeneralisasikan). Suatu populasi mempunyai
sekurang-kurangnya satu karakteristik yang membedakan keloimpok lainnya
- Mengapa perlu metode sampling?
Metode sampling diperlukan agar :
- Biaya penelitian lebih murah.
- Waktu penelitian lebih cepat, sehingga hasilnya up to date.
- Tenaga peneliti lebih hemat.
- Variabel yang diteliti dapat lebih banyak dan mendalam, sehingga kedalaman serta ketepatan informasi akan lebih baik.
- Walaupun hanya menggunakan sebagian saja dari subjek atau objek penelitian, tetapi hasil penelitian secara ilmiah dapat dipertanggungjawabkan.
- Dapat menghindari kerugian, jika dalam pengumpulan data objek penelitian harus “dirusak”.
- Pada saat kapan teknik sampling yang digunakan menghasilkan generalisasi yang rendah?
Apabila jumlah tidak memadai dan
ciri-ciri populasi tidak dipenuhi secara ketat meskipun pengambilan
sampel dilakukan secara random. Dan apabila jumlah sampel sangat besar
ciri-ciri populasi dipenuhi namun pengambilan sampel tidak dilakukan
secara random. Sehingga untuk menghasilkan generalisasi yang baik ketiga
faktor tersebut harus terpenuhi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar