Sampel adalah contoh, monster, representan atau wakil
dari suatu populasi yang cukup besar jumlahnya atau satu bagian dari
keseluruhan yang dipilih dan representatif sifatnya. Aktivitas
pengumpulan sampel disebut sampling.
Sedangkan populasi adalah
totatlitas semua kasus, kejadian, orang atau hal. Populasi dapat
berwujud sejumlah manusia, kurikulum, manajemen, alat-alat mengajar,
cara mengajar, peristiwa. Dari semua populasi harus dapat
ditegaskan/ditemukan ciri-ciri atau sifat-sifat populasi bila akan
dijadikan obyek penelitian.
Tujuan peneliti mengambil sampel adalah
memperoleh keterangan mengenai obyek penelitian dengan jalan hanya
mengamati sebagian saja dari populasi. Hal ini dilakukan karena berbagai
faktor yang perlu dipertimbangkan.
B. Alasan Penarikan Sampel
Pengambilan
sampel dilakukan karena sering tidak mungkin peneliti mengamati segenap
anggota dari populasi yang relatif besar jumlahnya (satu persatu
diamati). Misalnya tidak mungkin peneliti mencicipi buah rambutan
sebanyak satu truk yang akan diteliti. Akan tetapi syarat utama
pengambilan sampel adalah mewakili populasi. Beberapa alasan melakukan
penarikan sampel adalah :
1. ukuran populasi (ada yang sangat besar bahkan tak terhingga)
2. Waktu, tenaga dan biaya.
A. Cara-cara Penarikan Sampel
1. Teknik Random Sampling
a. Simpel random sampling, dimana pengambilan sampel dilakukan bebas secara acak. Teknik digunakan bila sampel homogen.
b. Penggunaan Tabel Bilangan Random
1) Setiap anggota populasi diberi nomor urut.
2) Menentukan bilangan random dalam tabel (statistik).
3) Menentukan kriteria desimal.
4) Menentukan angka permulaan pemilihan secara random.
5) Memilih nomor yang dimaksud.
1. Teknik Non Random Sampling
Dalam
teknik ini tidak semua anggota populasi mendapat peluang untuk
dijadikan sampel. Ada tiga jenis sampel kategori ini, yaitu :
a.
Sampel Insidental (serampangan) Misalnya akan diteliti 100 mahasiswa
UPI. Peneliti datang ke kampus sampai ditemukan 100 mahasiswa. Dengan
demikian mahasiswa yang diteliti adalah siapa yang ditemukan oleh
peneliti di kampus.
b. Sampel Kuota
(jatah) Teknik ini hampir sama dengan insidental kampus, hanya sebelum
dilakukan pengambilan sampel terlebih dahulu dibuat kategori sampel
menurut strata, lalu setiap strata diberi jatah.
c.
Sampel Purposive (tujuan) Teknik ini digunakan berdasarkan pertimbangan
tertetntu dari peneliti (subyektif). Misalnya peneliti ingin mengetahui
bahwa siswa yang cara belajarnya teratur mempunyai prestasi tinggi.
Maka peneliti hanya mengambil sampel siswa yang belajarnya teratur dan
prestasinya tinggi.
A. Menentukan Besarnya Sampel
Pada
prinsipnya tidak ada peraturan yang baku berapa persen sampel harus
diambil dari suatu populasi. Namun menurut literatur penelitian pada
umumnya berpendapat bahwa sampel yang melebihi lebih baik dari pada
kekurangan. Artinya akan lebih baik sebanyak mungkin dari populasi.
Untuk populasi 10 – 100 sebaiknya diambil seratus persen (100%). Di atas
100 – 300 bisa diambil 70% dan di atas 1000 cukup diambil 20%.
Jika
sampel hanya 10 maka untuk mencari korelasi antara variabel X dengan Y
dengan resiko kemungkinan sesat 5% dan memerlukan bilangan korelasi
0,632 (lihat hitungan statistik), sedangkan jika 100, maka diperlukan
bilangan korelasi 0,195. untuk meredusir kesesatan perlu diberikan
persyaratan yang ketat, terutama sampel kecil.
B. Faktor-faktor Yang Perlu Dipertimbangkan Dalam Penarikan Sampel
1. Jumlah populasi dan karakteristiknya sesuai dengan variabel yang diteliti.
2. Tingkat keberartian dalam membuat estimasi.
3. Batas maksimum kekeliruan penarikan sampel.
4. Tujuan penelitian, instrumen dan analisis data yang akan digunakan.
5. Sumber daya yang tersedia (biaya, waktu, tenaga)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar